A. Pengertian Penelitian
Pengembangan
Dalam Sugiyono (2011) penelitian
pengembangan disebutkan sebagai penelitian dan pengembangan (research and
development). Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) Daring, penelitian
adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analsisis, dan penyajian data yang
dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau
ingin menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum,
sedangkan pengembangan adalah proses atau cara yang dilakukan untuk mengembangkan
sesuatu menjadi baik atau sempurna.
Kalau arti penelitian dan
pengembangan dijadikan satu yaitu penelitian pengembangan, maka dapat diartikan
bahwa kegiatan pengumpulan, pengolahan, analsisis, dan penyajian data yang
dilakukan secara sistematis dan objektif yang disertai dengan kegiatan mengembangkan
suatu produk untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Sugiyono (2011)
juga menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk
tersebut.
Secara garis besar, penelitian
pengembangan diawali dengan penelitianpenelitian skala kecil yang bisa dalam
bentuk pengumpulan data terhadap permasalahan yang dihadapi dan ingin dicari
solusinya (Sumarno, 2012). Hasil penelitian awal tersebut dijadikan acuan untuk
melakukan sebuah produk. Pada proses pengembangan, peneliti tetap melakukan
observasi dari perancangan produk tersebut sampai pada saat uji produk tersebut
di lapangan. Dengan demikian, penelitian pengembangan mencakup evaluasi,
sumatif, dan konfirmatif. Akker (1999) menyatakan bahwa penelitian pengembangan
telah digunakan untuk merujuk berbagai jenis pendekatan penelitian yang
berkaitan dengan pekerjaan desain dan pengembangan.
B. Motif dari Penelitian
Pengembangan
Menurut Akker (1999), motif dari penelitian
pengembangan adalah:
- Motif dasarnya bahwa penelitian
kebanyakan dilakukan bersifat tradisional, seperti eksperimen, survey,
analisis korelasi yang fokusnya pada analsis deskriptif yang tidak
memberikan hasil yang berguna untuk desain dan pengembangan dalam
pendidikan.
- Keadaan yang sangat kompleks
dari banyknya perubahan kebijakan di dalam dunia pendidikan, sehingga
diperlukan pendekatan penelitian yang lebih evolusioner (interaktif dan
siklis).
- Penelitian bidang pendidikan
secara umum kebanyakan mengarah pada reputasi yang ragu-ragu dikarenakan
relevasi ketiadaan bukti.
C. Tujuan Penelitian Pengembangan
Menurut Akker (1999), tujuan
penelitian pengembangan dapat dibedakan menjadi:
1. Pada bagian kurikulum
Tujuannya adalah menginformasikan
proses pengambilan keputusan sepanjang pengembangan suatu produk/program untuk
meningkatkan suatu program/produk menjadi berkembang dan kemampuan pengembang
untuk menciptakan berbagai hal dari jenis ini pada situasi ke depan.
2. Pada bagian teknologi dan media
Tujuannya adalah untuk menigkatkan
proses rancangan instruksional, pengembangan, dan evaluasi yang didasarkan pada
situasi pemecahan masalah spesifik yang lain atau prosedur pemeriksaan yang
digeneralisasi.
3. Pada bagian pelajaran dan
instruksi
Tujuannya adalah untuk pengembangan
dalam dalam perancangan lingkungan pembelajaran, perumusan kurikulum, dan
penaksiran keberhasilan dari pengamatan dan pembelajaran, serta secara serempak
mengusahakan untuk berperan untuk pemahaman fundamental ilmiah.
4. Pada bagian pendidikan guru dan
didaktis
Tujuannya adalah untuk memberikan
kontribusi pembelajaran keprofesionalan para guru dan atau menyempurnakan
perubahan dalam suatu pengaturan spesifik bidang pendidikan. Pada bagian
didaktis, tujuannya untuk menjadikan penelitian pengembangan sebagai suatu hal
interaktif, proses yang melingkar pada penelitian dan pengembangan di mana
gagasan teoritis dari perancang memberi pengembangan produk yang diuji di dalam
kelas yang ditentukan, mendorong secepatnya ke arah teoritis dan empiris dengan
menemukan produk, proses pembelajaran dari pengembang dan teori instruksional.
D. Jenis Penelitian Pengembangan
Jenis-jenis penelitian yang utama
pada penelitian pengembangan (Akker, 1999):
- Penelitian
formatif. Aktivitas penelitian ketika melakukan keseluruhan proses
pengembangan suatu intervensi yang spesifik mulai dari penyelidikan
belajar melalui evaluasi belajar (summatif dan formatif), mengoptimalisasi
mutu intervensi pada pengujian prinsip-prinsip rancangan.
- Studi
rekonstruksi. Analisis penelitian yang menyelenggarakan proses
pengembangan beberapa intervensi, berfokus pada artikulasi dan spesifikasi
prinsip-prinsip rancangan.
E. Karakteristik Penelitian
Pengembangan
Pengembangan penelitian bukanlah
untuk merinci dan menerapkan intervensi yang lengkap, tetapi untuk meningkatkan
dan menyesuaikan kebutuhan dan aspirasi yang inovatif. Proses penelitian
pengembangan bersifat melingkar atau berpilin mulai dari aktivitas analisa,
merancang, mengevaluasi, dan merivisi sampai tujuan yang diinginkan.
Gambar 1. Penelitian pengembangan,
suatu proses kumulatif siklik (Akker dkk, 2006: 25)
F. Langkah – Langkah dalam
Penelitian Pengembangan
Langkah-langkah dalam penelitian
pengembangan (Akker, 1999):
1. Pemeriksaan pendahuluan
(preliminary inverstigation)
Pemeriksaan pendahuluan yang
sistematis dan intensif dari permasalahan mencakup:
- tinjauan ulang literatur,
- konsultasi tenaga ahli,
- analisa tentang ketersediaan contoh untuk tujuan yang terkait, dan
- studi kasus dari praktek yang umum untuk merincikan kebutuhan.
2. Penyesuaian teoritis (theoretical
embedding)
Usaha yang lebih sistematis dibuat
untuk menerapkan dasar pengetahuan dalam mengutarakan dasar pemikiran yang
teoritis untuk pilihan rancangan.
3. Uji empiris (empirical testing)
Bukti empiris yang jelas menunjukkan
tentang kepraktisan dan efektivitas dari intervensi.
4. Proses dan hasil dokumentasi,
analisa dan refleksi (documentation, analysis, and reflection on process and
outcome)
Implementasi dan hasilnya untuk
berperan pada spesifikasi dan perluasan metodologi rancangan dan pengembangan
penelitian. Tessmer (1998) membuat alur desain evaluasi formatif sebagai
langkahlangkah dalam penelitian pengembangan:
Metode dan teknik evaluasi pada
umunya disesuaikan pada hal-hal:
- Validitas/kebenaran
cukup dievaluasi melalui penilaian para ahli
- Kepraktisan
melalui mikro-evaluasi dan try-out
- Efektivitas
pada pengujian di lapangan
- Pengumpulan
data dapat ditingkatkan dari jumlah responden skala kecil menjadi skala
yang lebih besar.
Suatu produk atau program dikatakan
valid apabila merefleksikan jiwa pengetahuan (state of the art of knowledge),
yang bisa juga disebut validitas isi. Dikatakan praktikal apabila orang yang
menggunakan produk tersebut menganggap bahwa produk tersebut dapat digunakan
(usable). Sedangkan produk disebut efektif apabila produk tersebut memberikan
hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pengembang.
G. Permasalahan dalam Penelitian
Pengembangan
1. Perbedaan peranan antara
penelitian dan pengembangan
Perbedaan peranan antara penelitian
dan pengembangan tidak terlalu nampak karena dapat diminimalisasi ketika kerja
dalam kelompok yang lebih besar. Akan tetapi, antara perancang dan peneliti
terdapat perbedaan yang jelas, dimana perancang membuat intervensi yang
inovatif, sedangkan peneliti cenderung mencari kebenaran dari hasil bukti
empiris.
2. Perbedaan khas antara penelitian
formatif dengan penelitian sejenis lainnya
Penelitian formatif susah
diisolasikan, dimanipulasi dan diukur pemisahan variabelnya ketika dilakukan
dalam studi yang sama. Padahal, penelitian formatif menyelidiki intervensi yang
komprehensif dan berhadapan dengan banyak unsur-unsur yang berhubungan pada waktu
yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar