A.
PENGERTIAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK
Manajemen
peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik
mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus
sekolah. Knezevich (1961) mengartikan manajemen
peserta didik atau pupil personnel administration sebagai suatu
layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa
di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual
seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang
di sekolah.
Secara
sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan. Adanya
kesamaan-kesamaan yang dipunyai anak inilah yang melahirkan kensekuensi
kesamaan hak-hak yang mereka punyai. Kesamaan hak-hak yang dimiliki oleh anak
itulah, yang kemudian melahirkan layanan pendidikan yang sama melalui sistem
persekolahan (schooling). Dalam sistem demikian, layanan yang diberikan
diaksentuasikan kepada kesamaan-kesamaan yang dipunyai oleh anak. Pendidikan
melalui sistem schooling dalam realitasnya memang lebih bersifat massal
ketimbang bersifat individual.
Layanan
yang lebih diaksentuasikan kepada kesamaan anak yang bersifat massal ini,
kemudian digugat. Gugatan demikian, berkaitan erat dengan pandangan
psikologis mengenai anak. Bahwa setiap individu pada hakekatnya adalah
berbeda. Oleh karena berbeda, maka mereka membutuhkan layanan-layanan
pendidikan yang berbeda.
Layanan
atas kesamaan yang dilakukan oleh sistem schooling tersebut
dipertanyakan, dan sebagai responsinya kemudian diselipkan layanan-layanan yang
berbeda pada sistem schooling tersebut.
Adanya
dua tuntutan pelayanan terhadap siswa,– yakni aksentuasi pada layanan kesamaan
dan perbedaan anak–, melahirkan pemikiran pentingnya manajemen peserta didik
untuk mengatur bagaimana agar tuntutan dua macam layanan tersebut dapat
dipenuhi di sekolah.
Baik
layanan yang teraksentuasi pada kesamaan maupun pada perbedaan peserta didik,
sama-sama diarahkan agar peserta didik berkembang seoptimal mungkin sesuai
dengan kemampuannya.
B.
Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik
Tujuan
umum manajemen peserta didik
adalah: mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan
tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah; lebih lanjut, proses
belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga
dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan.
Tujuan
khusus manajemen peserta didik
adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan psikomotor peserta didik.
- Menyalurkan dan mengembangkan
kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.
- Menyalurkan aspirasi, harapan
dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
- Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3
di atas diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan
tercapai cita-cita mereka.
Fungsi
manajemen peserta didik secara umum
adalah: sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal
mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi
sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta
didik lainnya.
Fungsi
manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan
sebagai berikut:
- Fungsi yang berkenaan dengan
pengembangan individualitas peserta didik, ialah agar mereka dapat
mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat.
Potensi-potensi bawaan tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan),
kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.
- Fungsi yang berkenaan dengan
pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah agar peserta didik dapat
mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, dengan orang tua dan keluarganya,
dengan lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakatnya.
Fungsi ini berkaitan dengan hakekat peserta didik sebagai makhluk sosial.
- Fungsi yang berkenaan dengan
penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah agar peserta didik
tersalur hobi, kesenangan dan minatnya. Hobi, kesenangan dan minat peserta
didik demikian patut disalurkan, oleh karena ia juga dapat menunjang
terhadap perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan.
- Fungsi yang berkenaan dengan
pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik ialah agar peserta
didik sejahtera dalam hidupnya. Kesejahteraan demikian sangat penting
karena dengan demikian ia akan juga turut memikirkan kesejahteraan
sebayanya.
C.
Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik
Yang
dimaksudkan dengan prinsip adalah sesuatu yang harus dipedomani dalam
melaksanakan tugas. Jika sesuatu tersebut sudah tidak dipedomani lagi, maka
akan tanggal sebagai suatu prinsip. Prinsip manajemen peserta didik mengandung
arti bahwa dalam rangka memanaj peserta didik, prinsip-prinsip yang disebutkan
di bawah ini haruslah selalu dipegang dan dipedomani. Adapun prinsip-prinsip
manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai berikut:
- Manajemen peserta didik
dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah. Oleh karena
itu, ia harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap
tujuan manajemen secara keseluruhan. Ambisi sektoral manajemen peserta
didikB tetap ditempatkan dalam kerangka manajemen sekolah. Ia tidak boleh
ditempatkan di luar sistem manajemen sekolah.
- Segala bentuk kegiatan
manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam
rangka mendidik para peserta didik. Segala bentuk kegiatan, baik itu
ringan, berat, disukai atau tidak disukai oleh peserta didik, haruslah
diarahkan untuk mendidik peserta didik dan bukan untuk yang lainnya.
- Kegiatan-kegiatan manajemen
peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta didik yang
mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya banyak perbedaan.
Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik, tidak diarahkan bagi
munculnya konflik di antara mereka melainkan justru mempersatukan dan
saling memahami dan menghargai.
- Kegiatan manajemen peserta
didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan
peserta didik. Oleh karena membimbing, haruslah terdapat ketersediaan dari
pihak yang dibimbing. Ialah peserta didik sendiri. Tidak mungkin
pembimbingan demikian akan terlaksana dengan baik manakala terdapat
keengganan dari peserta didik sendiri.
- Kegiatan manajemen peserta
didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta didik. Prinsip
kemandirian demikian akan bermanfaat bagi peserta didik tidak hanya ketika
di sekolah, melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat. Ini
mengandung arti bahwa ketergantungan peserta didik haruslah sedikit demi
sedikit dihilangkan melalui kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik.
- Apa yang diberikan kepada
peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan manajemen peserta
didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik baik di sekolah
lebih-lebih di masa depan.
D.
Pendekatan Manajemen Peserta Didik
Ada
dua pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta didik (Yeager, 1994).
Pertama, pendekatan kuantitatif (the quantitative approach).
Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada segi-segi administratif dan
birokratik lembaga pendidikan. Dalam pendekatan demikian, peserta didik
diharapkan banyak memenuhi tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan lembaga
pendidikan di tempat peserta didik tersebut berada. Asumsi pendekatan ini
adalah, bahwa peserta didik akan dapat matang dan mencapai keinginannya,
manakala dapat memenuhi aturan-aturan, tugas-tugas, dan harapan-harapan yang
diminta oleh lembaga pendidikannya.
Wujud
pendekatan ini dalam manajemen peserta didik secara operasional adalah:
mengharuskan kehadiran secara mutlak bagi peserta didik di sekolah, memperketat
presensi, penuntutan disiplin yang tinggi, menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan kepadanya. Pendekatan demikian, memang teraksentuasi pada upaya agar
peserta didik menjadi mampu.
Kedua,
pendekatan kualitatif (the qualitative approach). Pendekatan ini
lebih memberikan perhatian kepada kesejahteraan peserta didik. Jika pendekatan
kuantitatif di atas diarahkan agar peserta didik mampu, maka pendekatan
kualitatif ini lebih diarahkan agar peserta didik senang. Asumsi dari pendekatan
ini adalah, jika peserta didik senang dan sejahtera, maka mereka dapat belajar
dengan baik serta senang juga untuk mengembangkan diri mereka sendiri di
lembaga pendidikan seperti sekolah. Pendekatan ini juga menekankan perlunya
penyediaan iklim yang kondusif dan menyenangkan bagi pengembangan diri secara
optimal.
Di
antara kedua pendekatan tersebut, tentu dapat diambil jalan tengahnya, atau
sebutlah dengan pendekatan padu. Dalam pendekatan padu demikian, peserta didik
diminta untuk memenuhi tuntutan-tuntutan birokratik dan administratif sekolah
di satu pihak, tetapi di sisi lain sekolah juga menawarkan insentif-insentif
lain yang dapat memenuhi kebutuhan dan kesejahteraannya. Di satu pihak siswa
diminta untuk menyelesaikan tugas-tugas berat yang berasal dari lembaganya,
tetapi di sisi lain juga disediakan iklim yang kondusif untuk menyelesaikan
tugasnya. Atau, jika dikemukakan dengan kalimat terbalik, penyediaan
kesejahteraan, iklim yang kondusif, pemberian layanan-layanan yang andal adalah
dalam rangka mendisiplinkan peserta didik, penyelesaian tugas-tugas peserta
didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar