A.
KRISIS DUNIA PENDIDIKAN DEWASA INI
Pendidikan
menurut hakikatnya tidak akan terlepas dari situasi yang krisis, kecuali dalam
masyarakatyang masih sangat terbelakang. hal ini disebabkan pendidikan sebagai
suatu lembaga sosial cendrung mempertahankan nilai-nilai yang di emban oleh
masyarakat yang memilikinya, sementara itu proses perubahan terus berjalan di
sekitar lembaga itu. sifat tradissonal dan konservatif lembaga pendidikan
dengan sendirinya jauh ketinggalan dari arus proses pembangunan dimana pun juga
di muka bumi ini. apakah lembaga pendidikan itu berbentuk keluarga, lembaga
pendidikan masyarakat, lembaga pendidikan formal dan yang-non formal, dalam
berbagai jenis dan jenjang, pada umumnya selalu ketinggalan dari arus
pembaharuan. dewasa ini dunia pendidikan kita mengalami empat krisis pokok :
1.
kualitas pendidikan
Sungguhpun
sulit untuk menentukan karakteristik atau ukuran yang digunakan untuk mengukur
kualitas pendidikan, namun beberapa indikator dapat digunakan sebagai
rambu-rambu pemberi sinyal mengenai kekhawatiran kita tentang mutu atau
kualitas pendidikan kita. beberapa indikator itu yang penting ialah mutu guru
yang masih rendah pada semua jenjang pendidikan, meskipun rasio guru-murid
termasuk yang rendah di ASEAN. Begitu pula alat-alat bantu proses
belajar-mengajar seperti buku teks, peralatan raboratorium dan bengkel kerja
belum memadai. hal ini memang bergantung pula pada besarnya biaya yang di
peruntukan bagi pendidikan per unit, maupun alokasi dana bagi pendidikan dari
APBN serta persentase biaya pendidikan dari PDB. Tabel 1 dan 2 menunjukkan
beberapa angka perbandingan indikator pendidikan Indonesia diantara beberapa
negara, terutama negara-negara ASEAN.
tabel
1. persentase biaya sektor pendidikan dari APBN
BEBERAPA NEGARA 1965-1984
|
|||||
Negara
|
1965
|
1970
|
1975
|
1980
|
1984
|
Korea SelatanSingapura
Hong Kong
Taiwan
Indonesia
Malaysia
Filipina
Thailand
|
17.2
-
14.8
13.2
-
18.5
-
20.1
|
21.4
11.7
22.8
16.5
-
17.7
24.4
16.7
|
13.9
8.6
20.7
14.2
13.1
19.3
11.4
21.0
|
23.7
7.3
14.6
15.1
8.9
14.7
9.0
20.6
|
-
9.6
18.7
16.3
9.3
-
10.4
-
|
tabel
2. persentase biaya sektor pendidikan dari GNP
BEBERAPA
NEGARA 1965-1984
|
|||||
Negara
|
1965
|
1970
|
1975
|
1980
|
1984
|
Korea SelatanSingapura
Hong Kong
Taiwan
Indonesia
Malaysia
Filipina
Thailand
|
1.8
4.3
2.5
2.4
-
4.7
2.6
2.6
|
3.7
3.1
2.9
3.4
2.5
4.3
2.6
3.5
|
2.2
2.9
2.7
3.1
3.0
6.3
1.9
3.6
|
3.7
2.9
2.5
3.6
1.9
6.2
1.6
3.3
|
4.8
4.4
2.8
4.2
2.2
6.4
1.3
3.9
|
2.
Relevansi Pendidikan
Belevansi
pendidikan atau efisiensi eksternal suatu sistem pendidikan di ukur antara lain
dari keberhasilan sistem itu dalam memasok tenaga-tenaga terampil dalam jumlah
yang memadai bagi kebutuhan sektor-sektor pembangunan.
Tabel
3. Perkiraan jumlah pengangguran terbuka selama repelita V
Pendidikan
|
1988
|
1993
|
Tambahan
1988-93
|
%
kenaikan
|
SD kebawahSLTP umum
SLTP kejujuran
SLTA umum
SLTA kejujuran
Universitas
|
512.668
267.347
29.863
654.762
364.279
132.590
|
156.022
907.458
(437.038)
1.621.193
(100.579)
444.309
|
(356.646)
640.111
(466.901)
966.431
(464.858)
311.719
|
-
340
-
148
-
335
|
Jumlah
|
1.961.509
|
2.591.365
|
629.856
|
Masalah
ini tidak relevannya pendidikan kita bukan saja di sebabkan adanya kesenjangan
antara "supply" sistem pendidikan dengan "demand" tenaga
yang dibutuhkan oleh berbagai sektor ekonomi, tetapi juga karna isi kurikulum
yang tidak sesuai dengan perkembangan ekonomi atau kemajuan iptek.
3.
Elitisme
Yang
dimaksud dengan elitisme pendidikan ialah kecendrungan penyelenggaraan
pendidikan oleh pemerintah menguntungkan kelompok masyarakat yang kecil atau
yang justru mampu.
4.
Manajemen pendidikan
Mau
tidak mau, pendidikan sudah menjadi suatu industri. sebagai suatu industri
pengembangan (sumberdaya) manusia, pendidikan itu harus dikelola secara
profesional. Ketiadaan tenaga-tenaga manajer pendidikan profesional ini antara
lain yang mengharuskan kita mengadakan trobosan-trobosan untuk membawa
pendidikan itu sejalan dengan langkah-langkah pendidikan yang semakin cepat. Di
samping itu peta permasalahan pendidikan kita sangat kompleks yang menyangkut
bukan masalah-maslah teknis pendidikan, tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan
perencanaan, pendanaan, dan efisiensi dari sitem itu sendiri. Masalah
pengelolaan Sekolah Dasar merupakan contoh klasik dari kesemrawutan manajemen
pendidikan dewasa ini, yang ada gilirannya memberikan efek terhadap setiap
usaha untuk meningkatkan mutu keluaran sistem pendidikan. Munculnya UU No. 2,
Tahun 1989 mengenai Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) beserta beberapa
peraturan pelaksanaannya, belumbanyak menolong mengatasi pembenahan manajemen
sekolah dasar itu, selama kita belum sepaham serta adanya ketulusan kita untuk
memberi otonomi kepada daerah (tingkat II) mengurus pellaksanaan pendidikan
dasar yang merupaka salah satu perwujudan otonomi yang nyata dan bertanggung
jawab. Pendidikan (dasar) bukan semata-mata masalah teknis tetapi lebih
merupakan masalah politis, karna itu penyelenggaraannya harus merupakan isu
politis.
Malah
otonomi pengelolaan pendidikan kita dewasa ini, baik untuk sekolah lanjutan
maupun pendidikan tinggi, dalam pengertian otonomi dalam penyelenggaraan
masalah akademik dan finansial, memerlukan penyesuaian mengenai kelembagaan
SISDIKNAS. Lembaga pendidikan kita di bentuk berdarkan fungsi dan peranan
pendidikan yang sudah kadaluarsa. Sebagai mana dengan kebanyakan lembaga sosial
yang lain, lembaga-lembaga itu tidak dapat lagi mengikuti cepatnya laju
pembangunan. Tidak mengherankan, banyak lembaga sosial itu, termasuk lembaga
dalam SISDIKNAS perlu ditata kembali atau perlu direstrukturisasi.
B.
POROS-POROS TRANSFORMASI MASYARAKAT MENUJU MASYARAKAT MENUJU MASYARAKAT
INDUSTRI MODERN SERTA PERANAN DAN FUNGSI SISDIKNAS
Memasuki
masyarakat industri modern, bagi bangsa indonesia, merupakan suatu proses.
Proses itu dapat berjalan lambat, dapat pula di percepat. Masyarakat
industri bukan hanya sekedar membawa mesin-mesin produksi yang menggantikan
tenaga manusia, atau mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
proses produksi, tetapi juga membawa serta nilai-nilai baru yang akan
mempengaruhi, mengubah serta mengiring tingkah laku manusia atau kelompok
manusia kedalam pola-pola berfikir, merasa dan bertindak, yang berlainan dengan
pola tingkah laku sebelumnya.
Didalam
proses transformasi budaya ini biasanya di bedakan dua lapisan nilai yang bakal
terkena : nilai-nilai instrinsik suatu masyarakat dan nilai-nilai entelektual:
kedua lapisan itu bukan tidak mungkin berubah karna pengaruh faktor-faktor
globalisasi serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Nilai-nilai dasar
itu sendiri sedang dalam proses pembentukan, seperti nilai-nilai persatuan
nasional, nilai-nilai budaya nasional yang berakar dari budaya daerah.
Menurut
Alfian, nilai-nilai instrumental yang perlu di tonjolkan serta di kembangkan
dalam masyarakat industri ialah : disiplin, penghargaan terhadap waktu,
spesialisasi, orientasi pada kerja dan prestasi. Nilai-nilai ini mungkin sudah
mempunyai benih-benih yang sudah hidup dan tumbuh dalam budaya kita, namun
dalam masyarakat industri modern, nilai-nilai tersebut semakin ditonjolkan.
1.
Poros-Poros Transformasi
a.
Globalisasi
Globalisasi
yang pada dasarnya yang merupakan rekayasa ekonomi telah menjadikan kehidupan
manusia begitu terbuka, dan didalam keterbukaan itu kualitas manusia merupakan
kuncinya. dengan kualitas manusia yang tinggi, dapat di produksi
komuditi-komuditi yang diperlukan dalam perdagangan dunia, meskipun negara itu
sendiri tidak mempunya sumber alam yang diperlukan. Dengan sendirinya modal
insvestasi dari luar tidak atau kurang mengalir kenegara yang tidak dapat
mengolah komoditi yang diperlukan oleh pasaran dunia. Keterbukaan juga
mendorong mengalirnya teknologi baru di dunia maju. Di dalam proses ini peranan
pendidikan menjadi sangat menentukan karena pendidikan itu mendorong terjadinya
adopsi atau transfet teknologi, adaptasi teknologi maupun penyebarannya.
Cepat-lambatnya proses transfer dan penyebaran teknologi, untuk sebagian besar
menyebabkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Diakui penyebaran pertumbuhan
ekonomi modern dewasa ini disebabkan difusi ilmu pengetahuan mengenai teknik
produksi yang baru. Sejalan dengan itu adanya kemerdekaan seseorang atau suatu
bangsa untuk belajar dari bangsa lain ide-ide baru atau mengenal produk-produk
baru dari bangsa lain. Semakin terbuka ekonomi suatu bangsa, semakin besar
keutungan yang diperoleh dari insvestasi dalam pendidikan maupun investasi
sektor fisik lainnya.
Globalisasi
mene,patkan pula nasib umat masusia sebagai keseluruhan menjadi tanggung jawab
bersama. Oleh karna itu, kesadaran akan pentingnya kehidupan bersama semakin
menonjol dan tanggung jawab kehidupan diatas planet bumi ini merupakan tanggung
jawab setiap orang. Pendidikan lingkungan dan kependudukan akan mengambil
tempat yang penting dalam pendidikan masyarakat industri modern. Bahwa
sumber-sumber alam maupun sumber-sumber hayati termasuk manusia bukan lagi
nilik sekelompok manusia, tetapi adalah milik kemanusiaan.
b.
Stuktur Ekonomi
Perubahan
struktur ekonomi dari ekonmi yang terutama berdasarkan oertanisan ke ekonomi
berdasarkan industri akan merubah cara hidup dan berfikir bangsa kita. Bukan
saja munculnya nilai-nilai baru yang berbeda dalam nilai-nilai dalam masyarakat
agraris, juga nilai-nilai dasar perlu memperoleh penafsiran baru seperti
gotong-royong, kerjasama, hidup kekeluargaan besar yang berbeda dengan batih
dalam masyarakat industri.
Mempersiapkan
masyarakat memasuki dunia industri modern memerlukan kondisionalisasi persepsi
masyarakat mengenai nilai kekaryaan dan bukan pada legitimasi sertifikasi
pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Dalam kaitan ini suatu kebijakan
perangsangannya harus disusun dengan memberi insetif yang memikat terhadap
pendidikan kekaryaan. Antara jalur pendidikan formal dan jalur pelatihan harus
mempunyai hubungan yang berkesinambungan dan jangan di kotak-kotakkan secara
formal. Dengan kata lain antara dunia pendidikan dan dunia kerja harus
berkesinambungan. Dunia industri secara struktural di kaitkan dengan dunia
pelatihan dan pendidikan beik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya
melalui pajak pendidikan. Dunia industri harus secara langsung ikut serta
bertanggung jawab terhadap perkembangan mutu tenaga-tenaga yang di butuhkan,
antara lain melalui lembaga pelatihan yang didirikannya baik secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama, sistem magang, atau program bersama
lainnya antara SISDIKNAS dan dunia industri. Suatu masyarakat industri modern
perlu ditunjang oleh suatu sistem pendidikan dan pelatihan yang terintegrasi.
Dengan demikian masalah kemubaziran keluaran sistem pendidikan formal dapat di
perkecil. Yang jelas, keluaran sistem pendidikan formal mempunyai kualifikasi
siap latih, yang akan di lengkapi dengan program pelatihan nasional yang akan
menghasilkan tenaga terampil yang siap pakai. Untuk itu diperlukan suatu
manajemen dan pendidikan pelatihan nasional yang terintegrasi.
c.
Politik Idiologi
seperti
yang telah diuraikan, masyarakat industri modern yang kita tuju tidak terlepas
dari tujuan politik idiologi bangsa kita. UU No.2 Tahin 1989 mengenai Sistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) telah merumuskan dasar, fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
pasal
2. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pasal
3. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya
mewujudkan tujuan nasional
pasal
4. Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa tehadap
Tuhan Yang Masha Esa berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Politik
pendidikan nasional seperti yang dirumuskan dalam UU No.2 tahun 1989
tersebut, penjabarannya dalam kurikulum dan sebagai kegiatan pendidikan
nasional.
dalam
masyarakat industri modern dai masa ilmu pengetahuan, teknologi serta informasi
semakin mudah di kuasai oleh rakyat banyak, di tuntut pula berkembangnya
kehidupan demokrasi modern. Moerdimono menyatakan dengan sangat jelas :
"...
demokrasi modern memerlukan rakyat yang selain berpaham nasionalis juga
berwatak demokrat. Baik paham nasionalisme maupun watak demokrat tidaklah
tumbuh sendiri. Kedua kualitas itu harus didikkan, melalui proses sosialisasi
serta pendidikan politik."
Masyarakat
industri modern adalah masyarakat yang mengacu pada kualitas dalam segala aspek
kehidupan, sedangkan kualitas itu sendiri hanya dapat hidup dalam masyarakat
yang tinggi disiplinnya.
Akhirnya
masyarakat industri modern yang kita inginkan tetap berdasarkan pancasila, jadi
bukannya masyarakat liberal yang mengesampingkan unsur-unsur kemanusiaan yang
beradab. Untuk mewujudkan masyarakat industri modern, di tentukanlah dasar
pembangunan untuk 25 tahun yang akan datang, atau yang disebut ideologi
pembangunan, antara lain pemerataan, kualitas kehidupan manusia, dan masyarakat
Indonesia, dan pembangunan yang berbudaya nasional.
Asas
pemerataan merupakan usaha yang berkelanjutan sebab seperti yang telah
diuraikan, pemerataan yang sempurna malahan kontradiktif dengan perubahan.
Usaha pemerataan adalah inheren dengan usaha pembangunan. Selanjutnya
peningkatan kualitas manusia sebenarnya merupakan hakekat dari pembangunan
nasional sebab bukankah usaha pembangunan itu untuk menaikkan taraf hidup atau
kualitas hidup manusia indonesia? Peningkatan kualitas hidup perseorangan belum
dengan sendirinya menaikan taraf hidup seluruh masyarakat Indonesia. Oleh sebab
itu, tujuan pembangunan kita adalah juga untuk mencapai "The Common
good" seluruh masyarakat. Apalagi dalam masyarakat industri modern di
perlukan kerjasama yang semakin erat antara anggota masyarakat, antara anggota
profesi, antara para pakar.
Salah
satu unsur politik yang menunjang kehidupan masyarakat industri modernialah
pendidikan yang memberi prioritas kepada kualitas. Pemberian prioritas kualitas
bukan berarti suatu sistem pendidikan yang elitistetapi yang memberi kesempatan
yang seluas-luasnnya kepada setiap orang mengembangkan bakat sesuai
kemampuannya dengan sebaik-baiknya. Pendidikan yang selektif untuk program yang
relevan, pendidikan untuk anak pintar luar biasa, merupakan program yang perlu
dilaksanakan..
Politik
pendidikan yang dengan sadar menyiapkan tenaga yang cukup jumlahnya dan
terampil untuk mendukung masyarakat industri perlu dengan sungguh-sungguh
disiapkan. Masalahnya ialah masyarakat industri moderen yang akan kita bina
adalah masyarakat yang adil dan makmur dimana setiap orang mepunyai pekerjaan
yang layak bagi kemanusian weperti yang diamanatkan dalam pasal 27 ayat (2)
UUD-1945.
Pendidikan
politik merupakan landasan utama bagi tumbuhnya rasa nasionalisme yang positif.
Usaha perlu mendapatkan perhatian utama dalam pendidikan dasar 9 tahun yang di
wajibkan. Pelaksanaan pendidikan politik ini menuntut cara penyajian yang
efektif sesuai dengan semakin meningkatkan taraf pendidikan rakyat kita dan
tumbuhnya kehidupan demokrasi yang terbuka. Metodoligi yang rasional dan kritis
akan menumbuhkan nasionalisme yang rasional sehingga mampu mengolah berbagai
bentuk arus globalisasi yang dapat membahayakan kesatuan dan persatuan
nasional.
d.
Kebudayaan Nasional
Didalam
kerangka dinamisme kebudayaan umat manusia dewasa ini dalam didalam masyarakat
industri modern, apakah ada tempat bagi tumbuhnya kebudayaan nasional ? Untuk
menjawab pertanyaan mendasar ini, antropologi pendidikan memberikan jawaban
yang sederhana yaitu bahwa pendidikan tidak terjadi dalam ruang hampa, tetapi merupakan
suatu proses humanisasi. Proses humanisasi mengimplikasikan adanya pola-pola
kebudayaan yang ikut membentuk tingkah laku seorang atau sekelompok. Pada
tingkst tertentu manusia adalah produk dari kebudayaannya. Kebudayaan yang
paling dekat bagi seorang ialah kebudayaan kelompok, subbudaya, dan kemudian
budaya nasionalnya. Dalam konteks inilah seseorang memperoleh jati dirinnya.
Ada pendapat bahwa kebudayaan nasional itu belum ada. Yang ada ialah subbudaya
daerah-daerah. UUD-1945 menyatakan bahwa kebudayaan nasional terbentuk dari
puncak-puncak kebudayaan daerah. Dari puncak-puncak itulah di bentuk suatu
konfigurasi yang akan menentukan kebudayaan nasional.
e.
Manusia dan Masyarakat
manusia
baru indonesia seperti yang dirumuskan dalam sarasehan KOMPAS tahun 1989, ialah
manusia yang semakin bersikap pasca-nasional, mungkin sudah terlalu jauh
melangkah. Menurut rumusan itu, manusia baru indonesia memuat tiga ciri utama :
sadar iptek, kreatif dan solidaritas-etis.
"...manusia
yang memiliki horizon luas, yang menghayati kenasionalan bukan sebagai tujuan
akhir tetapi sebagai transisi kearah penemuan jati diri yang lebih lengkap,
lebih dewasa, dan lebih luas tanpa meniadakan nasionalisme itu sendiri. Dialah
manusia peran peran atau dalam arti fositif, penghayat iptek, dan karnanya
semakin bersikap pasca nasional. Dialah manusia yang sedang melewati proses
penyerahan diri selaku warga negara Indonesia, dalam arti kenasionalan sebagai
bangsa Indonesia hanyalah masa transisi sebagai warga dunia."
Kebudayaan
nasional yang berkembang merupakan landasan bagi terjadinya interaksi
pendidikan dalam rangka terbinanya manusia indonesia dalam masyarakat indonesia
yang memiliki jati diri. Manusia indonesia yang memiliki jati diri itu adalah
manusia yang sadar iptek dan mengetahui untuk apa iptek itu dimanfaatkan;
manusia yang kreatif dalam arti mempunyai daya nalar dan imajinasi untuk
membangun masyarakat yang adil dan etis bagi kemakmuran bangsanya dan untuk
seluruh umat manusia.
f.
iptek
Robert
M. Solow, pemenang hadiah Nobel ekonomi tahun 1987 menyatakan bahwa kemajuan
pembagunan ekonomi di tentukan oleh kemampuan negara itu menguasai dan
memanfaatkan teknologi masyarakat industri bukan hanya melek huruf, juga harus
"melek numerik". Penyusunan dan pemanfaatan iptek untuk negara
berkembang, berdasarkan pengalaman antaralain akan berhasul apabila 1) negara
itu menumbuhkan kemampuannya memiliki teknologi yang sesuai karna benar-benar
di perlukan, 2) dapat memilih teknologi yang di perlukan serta memanfaatkannya
tanpa mempunyai masyarakat ilmiah terlebih dahulu. Implikasi dari pengalaman
inilah pada tahap perkembangan awal memasuki indrustrialisasi ialah penguasaan
teknologi yang berorientasi pada peningkatan kemampuan untuk produksi.
peningkatan teknologi terjadi secara belajar sambil berbuat yang berkelanjutan.
Hal ini terjadi bukan saja dalam perusahaan-perusahaan, juga dalam
mempersiapkan tenaga-tenaga teknik yang terampil.
g.
Informasi
masyarakat
industri modern juga masyarakat informasi, sekurang-kurangnya terbuka untuk
semua jenis informasi. Aksebilitas terhadap banyak informasi memrlukan
kiat-kiat tertentu untuk dapat memanfaatkannya. Otak manusia tidak mungkin
menguasai semua informasi di luar kepala. Oleh sebab itu, di perlukan kemampuan
tertentu untuk menguasainya. Kemampuan itu ialah : a) mengetahui dimana dan
bagaimanainformasi itu di peroleh, b) menyeleksi isnformasi sesuai kwguanaan
untuk pengalaman pribadi, c) menganalisis data yang di peroleh. Dalam analisis
itu dapat menggunakan teknologi komputer atau metodologi ilmu pengetahuan
lainnya, d) mengadakan sintesis atas hasil analisis sehingga dapat merumuskan
alternatif-alternatif keputusan yang baik dan benar, e) mengambil keputusan,
dan akhirnya f) dapat mengembangkan pengetahuan yang telah di peroleh.
2.
Fungsi Sisdiknas dalam Mempersiapkan Masyarakat Industri Modern
- Fungsi preservasi-dinamik
Fungsi
tradisional pendidikan ialah transformasi budaya dari generasi ke generasi.
Dalam arti yang luas pendidikan adalah konservator budaya. Namun tentunya
kebudayaan itu bukan lah hal yang statis. Bagaimanapun terisolasinya suatu
masyarakat selalu ada perubahan lambat atau cepat, apabila masyarakat itu tetap
eksis. Fungsi pendidikan ialah mempertahankan unsur-unsur esensial dari
kebudayaan itu dengan membuka diri terhadap unsur-unsur fositif dari luar.
Kemampuan selektif suatu kebudayaan bergantung pada derajat ketahanan budaya
dari masyarakat yang memilikinya. semakin kuat kemampuan selektif suatu budaya,
semakin kuat identitas masyarakat dan bangsa yang memilikinya. Tugas pendidikan
ialah menanamkan apresiasi budaya dari peserta didik memulai
penghayatan-penghayatan budaya yang fungsional, serta mengembangkan daya
kreativitas peserta didik melalui penghayatan-penghayatan budaya yang
fungsional, serta mengembangkan daya kreativitas peserta didik dalam
melestarikan dan mengembangkan kebudayaan.
- fungsi partisipatoris
Pendidikan
bukan sekedar pwngawal (guardian) masa lalu dalam fungsinya sebagai preservator
budaya, juga bukan hanya menyiapkan peserta didk untuk masa depannya, pendidikan
itu terutama bertanggung jawab terhadap generasi masa kini. Proses pendidikan
itu merupakan suatu proses yang berkelanjutan dengan masa-pencernaan (digestion
period) 15-20 tahun.
- fungsi
preparatoris-antisipatoris
Pendidikan
dalam arti sempit adalah mempersiapkan generasi muda untuk tugasnya dalam
masyarakat masa depan. Tugas preparatoris ini memang tidak mudah malah menurut
Isaac Asimov tidak mungkin sebab masa depan adalah masa yang banyak
kemungkinan. Namun skenario masyarakat masa depan dapat kita antisipasikan
berdasarkan analisis kecendrungan-kecendrungan yang ada atau bakal ada di masa
depan.
Fungsi
Pendidikan Dalam Mempersiapkan Dan Menunjang Masyarakat Industri Modern
Fungsi
|
Tujuan
|
Output
|
Metode
|
lembaga
|
|
BERKESINAMBUNGAN
|
Preservasi Dinamik
|
|
|
|
|
Partisipatoris
|
|
|
|
|
|
Partisipatoris antisipatoris
|
|
-
sadar iptek- masyarakat
numerik
|
|
|
- C. MENUJU
SISDIKNAS YANG MENUNJANG MASYARAKAT INDUSTRI MODERN
1.
Pendidikan Dasar
Undang-undang
dasar No.2 tahun1989 mengenai Sistem Pendidikan Nasional tentang pendidikan
dasar 9 tahun mungkin akan menjadi kenyataan sebagai syarat wajib belajar dalam
2 repelita. Pada akhir pembangunan nasional jangka panjang ke dua, pendidikan
universal pada tingkat pendidikan menengah sudah dapat di terapkan. Inilah
dasar pendidikan yang dianggap cukup kokoh untuk menunjang mansyarakat industri
moderen dan masyarakat informasi.
Yang
paling penting dalam peningkatan pendidikan dasar untuk warga masyarakat
industri ialah lahirnya kepatuhan terhadap norma-norma sosial baru seperti
ketertiban, disiplin dalam tata kehidupan bersama, kebiasaan-kebiasaan hidup
(sosial menners and habits), dan tentunya moral yang tinggi.
2.
Kurukulum
Kurikulum adalah sarana dari suatu
sistem pendidikan. Masyarakat industri modern adalah nasyarakat yang hidup dan
di hidupi oleh sains dan teknologi. Oleh sebab itu, tu adalah pelajaran sains
dan teknologi menempat prioritas tinggi dan kurikulum, terutama pendidikan dasar.
Suatu hal yang perlu di perhatikan ialah beban kurikulum sekolah kita terkenal
sangat sarat dengan berbagai macam mata pelajaran sehingga sangat mendera
peserta didik
3.
Proses Belajar-Mengajar
Yang perlu dikuasai oleh peserta
didik adalah informasi yang telah di olah sendiri atau belajar-mandiri. Dengan
sendirinya cara-cara menghafal di luar kepala sudah tidak pada tempatnya lagi,
termasuk cara-cara mengajar "lecturing". Peserta didik harus dapat
mencari sendiri informasi yang diperlukan dengan tuntunan guru bila di
perlukan.
4.
Tenaga Pendidikan
Dalam masyarakat
indusrimoderen,sosok guru bukanlah sosok yang perlu dikasihani seperti dewasa
ini karena citranya yang agak merosot. Guru dalam masyarakat industri moderen
adalah seorang propesional karena ia mengemban misisuatu industri-srategis
dasar. Guru dalam masyarakat itu adalah seorang resi dalam arti moderen. Ia
menguasai sains dan teknologi, ia membawa pesrta didik kepada pengenalan sains
dan teknologi itu, dan lebih dari itu ia adalah sosok personifikasi dari moral
dan keyakinan agama.
5.
Pendidikan, Pelatihan, dan Tenaga Kerja
Diperlukan program yang terintegrasi antara
dunia pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan oleh dunia industri.
Program-program pelatihan bukan hanya dilaksanakan didalam industri, juga
sistem pendidikan sekolah dan luar sekolah menyelenggarakan program pelatihan
yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Program pelatihan yang terintegrasi
itu di mungkinkan karena partisipasi penuh dari dunia industri dalam program
pengembangan sumberdaya manusia, serta adaptasi program pendidikan terhadap
kebutuhan masyarakat.
6.
Pendidikan Tinggi
Perguruan
tinggi dalam masyarakat industri modern adalah pula pusat pengembangan iptek.
Di dalam kondisi itu sudah pada waktunya mengembangkan sejumlah universitas
yang berperan sebagai universitas nasional dengan reputasi internasional dan
nasional, serta merupakan pula arena pertemuan antar putera daerah dalam rangka
mengokohkan persatuan dan kesatuan nasional.
Peranan
pendidikan tinggi sebagai pusat penelitian dalam masyarakat industri modern
memang sangat relevan karna spesialisasinya itu serta dengan dukungan penuh
dari duania industri serta pusat-pusat penelitian yang lain. Universita akan
menjadi pusat dari berbagai kegiatan penelitian sehingga lembaga itu menjadi
universe-city.
7.
Pendidikan Berkelanjutan
Sistem
pendidikan formal akan menyediakan program bahkan waktu khusus bagi masyarakat
untuk pendidikan berkelanjutan. Begitu pula kegiatan kulikuler di perguruan
tinggi akan begitu fleksibel untuk menampung anggota masyarakat yang ingin
menimba ilmu pengetahuaan.
8.
Pembiayaan Pendidikan
Pendidikan
yang bermutu merupakan suatu investasi yang mahal. Masyarakat industri modern
menyadari hal inidan akan menanamkan investasi yang besar untuk industri
pendidikan itu. Kesadaran masyarakat untuk menanggung biaya pendidikan pada
hakekatnya akan memberikan suata kekuatan pada masyarakat untuk bertanggung
jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan.
Pembiayaan
pendidikan yang cukup besar dalam masyarakat industri modern berasal dari orang
tua, masyarakat dan industri.
9.
Desentralisasi Pendidikan dan Partisipasi Masyarakat
Pendidikan yang di sesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat industri modern haruslah berakar dalam masyarakat
setempat. Oleh sebab itu, sentralisasi cendrung menghasilkan pendidikan dari
masyarakat. Dalam hal ini, provinsi merupakan suatu kesatuan yang riil dalam
menyusun program pendidikan dan pelatihan terpadu yang susai dengan kebutuhan
dan sumber daya alam dan manusia dalam daerah itu.
Sentralisasi
pendidikan hanya pada hal-hal yang berkenaan dengan kepentingan nasional
seperti kebijakan mengenai bahasa naisional, sistem pendidikan dan pada tingkat
tertentu mengenai akreditasi, khususnya untuk pendidikan tinggi. Desentralisasi
pendidikan berkenaan pula dengan upaya memberikan otonomi kepada daerah.
10.
Manajemen Pendidikan
Dalam
masyarakat industri modern di perlukan manajemen pendidkan yang berbeda dari
sekarang. Pertama-tama, semakin canggih sistem pendidikan itu semakin
diperlukan para pengelola pendidikan yang profesional. Ada pemikiran bahwa,
para rektor pendidikan tinggi di rekrut dari para manajer duniaperusahaan.
Memang pendidikan dalam industri modern telah merupakan suatu industri
tersendiri. Oleh sebab itu, perlu di kelola oleh para manajer (perusahaan yang
profesional.
10
mega-trends sisdiknas menunjang masyarakat industri moderen
Komponen/
Periode
|
Masa
Trensisi
|
Masyarakat
Industi Modern
|
Pendidikan
dasar
|
Menuntaskan wajib belajar
pendidikan dasar dan merintis pendidikan universal pendidikan menengah.
Pendidikan dasar memperoleh prioritas utama dengan tujuan utama pendidikan
kewarga negara, disiplin, kepatuhan terhadap norma-norma sosial. Fasilitas
belajar diperlengkapi secara memadai untuk menjamin tercapainya mutu
pendidikan yang tinggi.
|
Pendidikan universal pada tingkat
sekolah menengah. Dasar-dasar pengetahuan sains dan warga negara yang cerdas
dan patuh terhadap norma-norma sosial telah di letakkan. Prndidikan moral dan
agama ,e,[eroleh prioritas tinggi.
|
Kurikulum
|
Kurikulum inti untuk semua warga
negara dengan variasi berdasarkan sumberdaya alam dan potensi perkembangan
daerah. Beban kurikulum yang wajar dengan prioritas pada pendidikan kewarga
negaraan, ilmu dasar, sains, bahasa indonesia dan beberapa bahasa asing yang
relevan dengan kedudukan indonesia di pasifik. Pengembangan kurikulum untuk
kebutuhan masyarakat, pendidikan budaya dan agama.
|
Kurikulum dengan prioritas pasa
pendidikan sains, bahasa indonesia dan beberapa bahasa asing yang relevan.
Kurikulum bersifat fleksibbel di sesuaikan dengan keperluan masyarakat.
Kurikulum pendidikan tinggi semakin individualistik dan terarah kwpada riset dan
pengembangan budaya.
|
Proses
belajar
|
Proses belajar dengan cara kuliah
dan menghafal di ganti dengan cbsa dan belajar secara mandiri. pasilitas
bantu belajar seperti buku teks, buku referensi, laboratorium, bengkel kerja,
perlu di lengkapi. buku harus dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat atau
dekat pada peserta didik. Teknologi pendidikan semakin dimanfaatkan.
|
Belajar mandiri dan kreatif serta
dapat memanfaatkan pusat-pusat informasi serta memanfaatkan teknologi
pendidikan.
|
Tenaga
kependidikan
|
Tenaga guru pendidikan dasar
minimal D 3 dan semakin ditingkatkan menjadi S 1. IKIP tidak akan memadai.
Guru haruslah seorang saintis plus kemampuan mendidik. Program pengayaan
merupakan bagian dari pembinaan profesional guru. Dosen perguruan tinggi
berkualifikasi S2, S3.
|
Guru adalh tenaga profesional
dengan penghargaan sosial-ekonomi yang sesuai dengan kepakarannya.
|
Pendidikan
dan pelatihan
|
Keserasian antara program
pendidikan dan pelatihan dengan dunia kerja. Sekolah Kejuruan dan politeknik
di kembangkan sepenuhnya, dan di Sekolah Menengah di kembangkan program
kejujuran. Skor swasta dan industri sebagai konsumen tenaga trampil, ikut
serta dalam pengembangan pendidikan kejujuran dan pelatihan.
|
Adanya suatu program pendidikan
dan pelatihan yang terintegrasi dengan kebutuhan dengan kebutuhan masyarakat
industri.
|
Pendidikan
tinggi
|
Peningkatan mutu pendidikan tinggi
: fasilitas yang memadai, tenaga dosen yang memenuhi syarat, program yang
relevan dengan keperluan tenaga bagi pembangunan. Pengembangan
"Universitas nasional" serta peningkatan mutu perguruan tinggi
daerah. Penataan kurikulum pendidikan tinggi yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan nasional atau daerah. Penataan PTS serta penyempurnaan sistem
akreditasi yang berlaku untuk PTN dan PTS.
|
Pendidikan tinggi dengan program
yang bermutu dan fleksibel dan individualistik dalam suatu sistem meliputi
universitas nasional, universitas daerah, dan PTS. Antara pendidikan tinggi
dan dunia industri terdapat hubungan simbiostik. Pendidikan tinggi adalah
pusat riset dan pusat budaya
|
Pendidikan
berkelanjutan
|
Penataan dan penyempurnaan Program
PLS dan pelatihan dalam suatu sistem yang menunjang keperluan tenaga trampil
maupun mengembangkan kewiraswataan. Membuka pintu sekolah bagi program
pendidikan masyarakat, baik pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.
Keikutsertaan lembaga-lembaga masyarakat dalam pendidikan berkelanjutan.
|
Sistem pendidikan dan pelatihan
mempunyai program khusus untuk masyarakat. Masyarakat memberi bantuan dalam
menunjang program pendidikan berkelanjutan.
|
Pembiayaan
pendidikan
|
Cost=sharing yang lebih rasional
dikembangkan dalam membiayai pendidikan. Individu lebih besar menanggung
biaya pendidikan sesudah Pendidikan Dasar, sementara itu di kembangkansistem
beasiswa dan kredit pendidikan yang lebih baik. Masyarakat ikut serta dalam
membantu pembiayaan melalui dana-dana pendidikan, pajak pendidikan BP3 yang
fungsional
|
Pendidikan yang bermutu
membutuhkan biaya yang besar. Masyarakat mau menjadikan investasi untuk
pendidikannya. Sebaiknya pendidikan memberi pendidikan yang bermutu
diinginkan masyarakat.
|
Desentralisasi
& partisipasi masyarakat
|
Pendidikan Dasar di selenggarakan
penyelenggaraannya kepada daerah, mula-mula kepada pemda dakti I secara
berangsur dan terencana kepada dikti II. Perangkat organisasi serta
pelaksanaan di dati I dan dati II segera disiapkan. Sejalan dengan proses
desentralisasi, partisipasi masyarakat dalam mobilisasi sumber-sumber
pendidikan di daerah disiapkan dan di tingkatkan.
|
Antara masyarakat industri
pemerintah (daerah), serta lembaga pendidikan dan pelatihan terdapat
interaksi yang wajar berdasarkan kepentingan bersama.
|
Pengelolaan
|
Sejalan dengan desentralisasi
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan didaerah, pengelolaan pendidikan
dasar dan pelatihan dalam revelita VI telah diserahkan pada pemda tingkat I.
Pengelola-pengelola pendidikan dan pelatihan yang profesional perlu disiapkan.
Masyarakat secara aktif ikut serta dalam peningkatan pengelolaan pendidikan.
|
Daerah (tingkat I) mengelola
seluruh sistem pendidikan dan pelatihan didaerahnya dalam rangka SISDIKNAS.
SISDIKNAS di kelola oleh manajer profesional.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar