Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari–hari. Menunggu
di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada
pintu jalan tol, pada bank, pada kasir supermarket, dan situasi–situasi yang
lain merupakan kejadian yang sering ditemui. Studi tentang antrian bukan
merupakan hal yang baru.
Dalam
dunia nyata kita tidak suka menunggu, maka tak heran bila kita punya pendapat
bahwa menunggu adalah pekerjaan yang paling menyebalkan. Di bawah ini
diberikan contoh beberapa situasi dimana antrian sangat penting.
- Contoh Supermarket. Berapa lama
pelanggan harus menunggu di kasir ? apa yang terjadi dengan waktu tunggu
selama puncak kesibukan ? apakah jumlah kasir cukup ?
- Contoh Sistem Produksi Sebuah
mesin menghasilkan jenis produk yang berbeda. Berapa waktu pasti dari
suatu pesanan? Apa yang mengurangi waktu pasti jika kita memiliki sebuah
mesin ekstra? Haruskah kita membuat prioritas dari pesanan?
- Contoh Kantor Pos. Dalam suatu
kantor pos ada konter-konter khusus didalamnya seperti stempel, packaging,
ternsaksi keuangan dll. Apakah konternya sudah cukup? Bisakah Antrian
terpisah atau antrian umum di depan konter dengan spesialisasi yang sama?
- Contoh Komunikasi Data Di dalam
paket jaringan komunikasi standar komputer yang disebut sel ditransmisikan
di dalam link dari satu switch ke yang lainnya. Pada setiap switch sel
yang masuk dapat dibuffer ketika permintaan yang datang melebihi kapasitas
link. Ketika buffer penuh cel yang masuk akan hilang. Apa yang menunda sel
didalam switch? Pecahan sel yang mana yang akan hilang? Berapa ukuran
buffer yang baik?
- Contoh Tempat Parkir Mereka
akan mendirikan suatu area parkir baru di depan suatu supermarket.
Seberapa besar seharusnya ?
- Contoh Perakitan Papan Sirkuit
Printer Memasang komponen secara vertikal di atas papan printer dilakukan
dalam suatu pusat perakitan yang terdiri dari sejumlah mesin penyisipan
yang paralel. Masing-masing mesin mempunyai sebuah magazine untuk
menyimpan komponen. Berapa waktu pasti yang dibutuhkan untuk produksi
papan sirkuit itu? Bagaimana seharusnya pembagian komponen yang diperlukan
untuk perakitan papan sirkuit printer disetiap mesin?
- Contoh Call Center dari suatu
perusahaan asuransi ? Pertanyaan melalui telepon, mengenai kondisi-kondisi
asuransi, ditangani oleh sebuah call center. Dimana masing-masing regu
membantu nasabah dari masing-masing daerah tertentu. Berapa lama pelanggan
menunggu sebelum sampai operator bersedia? Apakah jumlah telefon yang
masuk cukup? Apakah operatornya cukup? Regu polling?
- Contoh Main Frame Komputer
Banyak cashomat dihubungkan pada sebuah main frame komputer yang besar
yang dapat menangani semua teransaksi finansial. Apakah kapasitas komputer
mainframe cukup? Apa yang terjadi jika penggunaan cashomat meningkat?
- Contoh Gardu Tol Pengendara
motor harus membayar bea masuk untuk melewati sebuah jembatan. Apakah
gardu tol cukup? Contoh Rambu Lalu Lintas Bagaimana kita harus mengatur
rambu lalu lintas agar waktu tunggu dapat diterima?
Antrian
timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas)
pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak
bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal,
tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau
untuk mencegah timbulnya antrian. Akan tetapi biaya karena memberikan pelayanan
tambahan, akan menimbulkan pengurangan keuntungan mungkin sampai di bawah
tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya, sering timbulnya antrian yang panjang
akan mengakibatkan hilangnya pelanggan / nasabah.
Pengurangan
waktu menunggu umumnya membutuhkan investasi yang ekstra. Untuk memutuskan ya
atau tidak untuk investasi adalah penting mengetahui efek dari investasi untuk
waktu antrian. Maka kita memerlukan model dan tehnik untuk menganalisis situasi
seperti ini. Di dalam buku ini kita akan memerlukan beberapa model dasar teori
antrian. Perhatian ditekankan pada metode untuk menganalisis model ini, dan
juga aplikasi dari Antrian model. Area penting dari aplikasi model antrian
adalah sistem produksi, transportasi dan sistem persediaan barang, sistem
komunikasi, dan sistem pengolahan informasi. Antrian model bermanfaat untuk
perancangan sistem dalam kaitannya dengan tata ruang, kapasitas dan kendali. Di
dalam kuliah ini perhatian kami terbatas pada model dengan satu antrian.
Situasi dengan lebih dari satu antrian diperlukan dalam kursus antrian
jaringan. Merupakan tehnik lanjutan untuk bilangan eksak, aproksimasi dan
analisis numerik dari antrian model akan menjadi pokok bahasan\ metode
algoritma teori antrian.
Salah
satu model yang sangat berkembang sekarang ini ialah model matematika. Umumnya,
solusi untuk model matematika dapat dijabarkan berdasarkan dua macam prosedur,
yaitu : analitis dan simulasi. Pada model simulasi, solusi tidak dijabarkan
secara deduktif. Sebaliknya, model dicoba terhadap harga – harga khusus
variabel jawab berdasarkan syarat – syarat tertentu (sudah diperhitungkan
terlebih dahulu), kemudian diselidiki pengaruhnya terhadap variabel kriteria.
Karena itu, model simulasi pada hakikatnya mempunyai sifat induktif. Misalnya
dalam persoalan antrian, dapat dicoba pengaruh bermacam – macam bentuk sistem
pembayaran sehingga diperoleh solusi untuk situasi atau syarat kedatangan yang
mana pun
.
.
Konsep
Teori Antrian
Antrian
yang sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan
sangatlah menjengkelkan. Rata – rata lamanya waktu menunggu (waiting time)
sangat tergantung kepada rata – rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of
services). Teori tentang antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang,
seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di
Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi
permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing
equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis.
Dalam
waktu – waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para
penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran,
mungkin cukup lama. Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan
keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917
penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam
periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some
problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone
Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas
penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
Menurut
Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang
memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada
umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda –
beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas.
Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut
1. Sistem pelayanan komersial
2. Sistem pelayanan bisnis – industri
3. Sistem pelayanan transportasi
4. Sistem pelayanan social
2. Sistem pelayanan bisnis – industri
3. Sistem pelayanan transportasi
4. Sistem pelayanan social
Sistem
pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model – model
antrian, seperti restoran, kafetaria, toko, salon, butik, supermarket, dan
sebagainya. Sistem pelayanan bisnis – industri mencakup lini produksi, sistem
material – handling, sistem pergudangan, dan sistem – sistem informasi
komputer. Sistem pelayanan sosial merupakan sistem – sistem pelayanan yang
dikelola oleh kantor – kantor dan jawatan – jawatan lokal maupun nasional,
seperti kantor registrasi SIM dan STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan
lain – lain (Subagyo, 2000).
Sistem Antrian
Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu :
Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu :
1. Populasi dan cara kedatangan
pelanggan datang ke dalam sistem
2. Sistem pelayanan
3. kondisi pelanggan saat keluar sistem
2. Sistem pelayanan
3. kondisi pelanggan saat keluar sistem
1.
Populasi dan Cara Kedatangan Pelanggan
a) Populasi
Populasi yang akan Dilayani (calling population)
Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, panggilan
telepon untuk dilayani, dan lain – lain. Unsur ini sering dinamakan proses
input. Proses input meliputi sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling
population, dan cara terjadinya kedatangan yang umumnya merupakan variabel
acak. Menurut Levin, dkk (2002), variable acak adalah suatu variabel yang
nilainya bisa berapa saja sebagai hasil dari percobaan acak. Variabel acak
dapat berupa diskrit atau kontinu. Bila variabel acak hanya dimungkinkan
memiliki beberapa nilai saja, maka ia merupakan variabel acak diskrit.
Sebaliknya bila nilainya dimungkinkan bervariasi pada rentang tertentu, ia
dikenal sebagai variabel acak kontinu.
Karakteristik
dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat dilihat menurut
ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan dilayani.
Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas (finite) bisa juga
tidak terbatas (infinite). Sebagai contoh jumlah mahasiswa yang antri untuk
registrasi di sebuah perguruan tinggi sudah diketahui jumlahnya (finite),
sedangkan jumlah nasabah bank yang antri untuk setor, menarik tabungan, maupun
membuka rekening baru, bisa tak terbatas (infinte).
b) Distribusi Kedatangan
Secara
umum, formula garis tunggu antrian memerlukan informasi tingkat kedatangan unit
per periode waktu (arrival rate). distribusi kedatangan bisa teratur - tetap
dalam satu periode. Artinya kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian dengan
unit/ pelanggan berikutnya memiliki periode waktu yang sama. Kedatangan yang
seperti ini biasanya hanya ada di sistem produksi dimana antrian dikendalikan
oleh mesin. Kedatangan yang teratur sering kita jumpai pada proses
pembuatan/ pengemasan produk yang sudah distandardisasi. Pada proses semacam
ini, kedatangan produk untuk diproses pada bagian selanjutnya biasanya sudah
ditentukan waktunya, misalnya setiap 30 detik.
Pada banyak kasus dalam praktek,
kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian dengan unit/ pelanggan berikutnya
bersifat variabel atau acak (random).Kedatangan yang sifatnya acak (random)
banyak kita jumpai misalnya kedatangan nasabah di bank. Pola kedatangan yang
sifatnya acak dapat digambarkan dengan distribusi statistik dan dapat ditentukan
dua cara yaitu
- Dengan cara menganalisa
kedatangan per satuan waktu untuk melihat apakah waktu kedatangan unit/
pelanggan dalam antrian mengikuti pola distribusi statistik tertentu.
Biasanya kita mengasumsikan bahwa waktu kedatangan unit/ pelanggan dalam
antrian dengan unit/ pelanggan berikutnya berdistribusi eksponensial.
- Dengan cara menetapkan lama
waktu (T) dan mencoba menentukan berapa banyak unit/ pelanggan yang datang
ke dalam sistem dalam kurun waktu T. Secara spesifik biasanya diasumsikan
bahwa jumlah kedatangan per satuan waktu mengikuti pola distribusi
Poisson.
Contoh : Kedatangan digambarkan
dalam jumlah satu waktu, dan bila kedatangan terjadi secara acak, informasi
yang penting adalah Probabilitas n kedatangan dalam periode waktu tertentu, dimana
n = 0,1,2,. Jika kedatangan diasumsikan terjadi dengan kecepatan rata-rata yang
konstan dan bebas satu sama lain disebut distribusi probabilitas Poisson Ahli
matematika dan fisika, Simeon Poisson (1781 – 1840), menemukan sejumlah
aplikasi manajerial, seperti kedatangan pasien di RS, sambungan telepon melalui
central switching system, kedatangan kendaraan di pintu toll, dll. Semua
kedatangan tersebut digambarkan dengan variabel acak yang terputus-putus dan
nonnegative integer (0, 1, 2, 3, 4, 5, dst). Selama 10 menit mobil yang antri
di pintu toll bisa 3, 5, 8, dst.
Ciri distribusi poisson:
Ciri distribusi poisson:
i).
rata-rata jumlah kedatangan setiap interval bisa diestimasi dari data
sebelumnya
ii). bila interval waktu diperkecil misalnya dari 10 menit menjadi 5 menit, maka pernyataan ini benar
ii). bila interval waktu diperkecil misalnya dari 10 menit menjadi 5 menit, maka pernyataan ini benar
- probabilita bahwa seorang
pasien datang merupakan angka yang sangat kecil dan konstan untuk setiap
interval
- probabilita bahwa 2 atau lebih
pasien akan datang dalam waktu interval sangat kecil sehingga probabilita
untuk 2 atau lebih dikatakan nol (0).
- Jumlah pasien yang yang datang
pada interval waktu bersifat independent
- Jumlah pasien yang datang pada
satu interval tidak tergantung pada interval yang lain
Probabilitas n kedatangan dalam
waktu T ditentukan dengan rumus
Suatu
faktor yang mempengaruhi penilaian distribusi kedatangan adalah ukuran populasi
panggilan . Contoh : jika seorang tukang reparasi sedang memperbaiki enam buah
mesin, populasi panggilan dibatasi sampai dengan enam buah mesin. Dalam hal ini
tidak mungkin bahwa kedatangan mengikuti distribusi Poisson sebab tingkat
kecepatan kerusakan tidak konstan. Jika lima buah mesin telah rusak, tingkat
kedatangan lebih rendah daripada bila seluruh mesin dalam keadaan operasi.
Populasi
yang akan dilayani mempunyai perilaku yang berbeda-beda dalam membentuk
antrian. Ada tiga jenis perilaku: reneging, balking, dan jockeying. Reneging
menggambarkan situasi dimana seseorang masuk dalam antrian, namun belum
memperoleh pelayanan, kemudian meninggalkan antrian tersebut. Balking
menggambarkan orang yang tidak masuk dalam antrian dan langsung meninggalkan
tempat antrian. Jockeying menggambarkan orang yang pindah-pindah antrian.
c) Pola Kedatangan
Kedatangan unit/ pelanggan dalam sistem antrian, untuk beberapa kasus,
dapat dikendalikan. Misalnya kedatangan dikendalikan dengan cara memberikan
potongan pada hari-hari tertentu yang sepi dengan maksud menggiring pelanggan
untuk datang pada jam sepi, memberikan harga tinggi pada sesi-sesi padat agar
pelanggan tergiring datang pada hari lain yang lebih murah. Namun demikian,
dalam beberapa kasus yang lain, kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian tidak
dapat dikendalikan misalnya permintaan bantuan imergensi di rumah sakit, atau
pemadam kebakaran atau kantor polisi.
d) Jumlah Unit/ Pelanggan yang
Datang
Kedatangan tunggal atau dengan kata lain satu kali kedatangan bisa saja
hanya terdiri dari satu uni atau satu pelanggan. Namun demikian bisa saja dalam
satu kali kedatangan terdiri dari banyak unit yang disebut batch arrivals,
misalnya kedatangan undangan di lima acara pesta di sebuah restoran.
e) Tingkat Kesabaran
Tingkat kesabaran pelanggan dalam
antrian dikelompokkan menjadi dua, yakni
- Kedatangan yang sabar. Yaitu
seseorang yang bersedia menunggu hingga dilayani terlepas apakah mereka
menunjukkan perilaku tidak sabar seperti menggerutu atau mengomel tetapi
tetap menunggu dalam antrian.
- Kedatangan yang tidak sabar.
Kedatangan yang tidak sabar dikelompokkan menjadi dua kategori. Kategori
yang pertama adalah orang yang datang, melihat-lihat fasilitas layanan dan
panjang antrian, lalu memutuskan meninggalkan sistem. Kategori yang kedua
adalah orang yang datang, melihat fasilitas layanan, bergabung dalam
antrian dan untuk beberapa lama kemudian meninggalkan sistem.
2.
Sistem Pelayanan Antrian
Sistem
Pelayanan Antrian meliputi beberapa hal yakni garis antrian/ baris tunggu dan
ketersediaan fasilitas.
a)
Garis antrian/ baris tunggu.
Faktor-faktor
yang terkait dengan garis antrian meliputi panjang antrian, jumlah baris
antrian dan disiplin antrian.
- Panjang Kapasitas Antrian
Dalam pengertian praktis, panjang
kapasitas antrian dapat dikelompokkan menjadu dua yakni 1) panjang kapasitas
antrian yang potensial tak terbatas, misalnya panjang antrian di jembatan
penyeberangan, atau antrian membeli tiket bioskop. 2) panjang kapasitas antrian
yang terbatas baik karena ketentuan peraturan atau karena keterbatasan
karakteristik ruang fisik, misalnya tempat parkir.
- Jumlah Antrian.
Jumlah
antrian dalam sistem antrian dikelompokkan menjadi dua yakni antrian tunggal.
Artinya hanya ada satu fasilitas layanan untuk melayani antrian. 2) Antrian
berganda/ multi. Artinya ada beberapa fasilitas layanan di depan baris antrian.
- Disiplin Antrian
Disiplin antrian dikelompokkan
menjadi dua, yaitu preemptive dan non preemptive. Disiplin preemptive
menggambarkan situasi dimana pelayan sedang melayani seseorang, kemudian
beralih melayani orang yang diprioritaskan meskipun belum selesai melayani
orang sebelumnya. Sementara disiplin non preemptive menggambarkan situasi
dimana pelayan akan menyelesaikan pelayanannya baru kemudian beralih melayani
orang yang diprioritaskan. Sedangkan disiplin first come first serve
menggambarkan bahwa orang yang lebih dahulu datang akan dilayani terlebih
dahulu. Dalam kenyataannya sering dijumpai kombinasi dari tersebut. Yaitu
prioritas dan first come first serve. Sebagai contoh, para pembeli yang akan melakukan
pembayaran di kasir untuk pembelian kurang dari sepuluh jenis barang (dengan
keranjang) di super market disediakan counter tersendiri.
Disiplin antri adalah aturan
keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri. Menurut Siagian (1987), ada
5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu :
- FirstCome FirstServed (FCFS)
atau FirstIn FirstOut (FIFO) artinya, lebih dulu datang (sampai), lebih
dulu dilayani (keluar). Misalnya, antrian pada loket pembelian tiket
bioskop.
- LastCome FirstServed (LCFS)
atau LastIn FirstOut (LIFO) artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu
keluar. Misalnya, sistem antrian dalam elevator untuk lantai yang sama.
- Service In Random Order (SIRO)
artinya, panggilan didasarkan pada
- peluang secara random, tidak
soal siapa yang lebih dulu tiba.
- Priority Service (PS) artinya,
prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan yang mempunyai prioritas
lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai prioritas lebih
rendah, meskipun yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba
dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini kemungkinan disebabkan oleh
beberapa hal, misalnya seseorang yang dalam keadaan penyakit lebih berat
dibanding dengan orang lain dalam suatu tempat praktek dokter.
Dalam
hal di atas telah dinyatakan bahwa entitas yang berada dalam garis tunggu tetap
tinggal di sana sampai dilayani. Hal ini bisa saja tidak terjadi. Misalnya,
seorang pembeli bisa menjadi tidak sabar menunggu antrian dan meninggalkan
antrian. Untuk entitas yang meninggalkan antrian sebelum dilayani digunakan
istilah pengingkaran (reneging). Pengingkaran dapat bergantung pada panjang
garis tunggu atau lama waktu tunggu. Istilah penolakan (balking) dipakai untuk
menjelaskan entitas yang menolak untuk bergabung dalam garis tunggu (Setiawan,
1991).
- Struktur Antrian
Dalam mengelompokkan model-model
antrian yang berbeda-beda, akan digunakan suatu notasi yang disebut Kendall’s
Notation. Notasi ini sering dipergunakan karena beberapa alasan. Pertama,
karena notasi tersebut merupakan alat yang efisien untuk mengidentifikasi tidak
hanya model-model antrian, tetapi juga asumsi-asumsi yang harus dipenuhi.
Kedua, hampir semua buku yang membahas teori antrian menggunakan notasi ini.
Bentuk Model Umum :
1/ 2/ 3/ 4
1 = Tingkat kedatangan
2 = Tingkat Pelayanan
3 = Jumlah fasilitas pelayanan
4 = Besarnya populasi
2 = Tingkat Pelayanan
3 = Jumlah fasilitas pelayanan
4 = Besarnya populasi
Notasi
yang sering dipakai adalah :
Singkatan
Penjelasan
M Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Poisson
D Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Deterministik (diketahui konstan)
K Distribusi Erlang waktu antar kedatangan atau pelayanan
S Jumlah fasilitas pelayanan
I Sumber populasi atau kepanjangan antrian tak-terbatas (infinite)
F Sumber populasi atau kepanjangan antrian terbatas (finite)
M Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Poisson
D Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Deterministik (diketahui konstan)
K Distribusi Erlang waktu antar kedatangan atau pelayanan
S Jumlah fasilitas pelayanan
I Sumber populasi atau kepanjangan antrian tak-terbatas (infinite)
F Sumber populasi atau kepanjangan antrian terbatas (finite)
Tanda
pertama notasi selalu menunjukkan distribusi tingkat kedatangan. Dalam hal ini,
M menunjukkan tingkat kedatangan mengikuti distribusi probabilitas Poisson.
Tanda kedua menunjukkan distribusi tingkat pelayanan. Tanda ketiga menunjukkan
jumlah fasilitas pelayanan dalam sistem. Tanda keempat dan kelima ditambahkan
untuk menunjukkan apakah sumber populasi dan kepanjangan antrian adalah
tak-terbatas (I) atau terbatas (F).
Ada 4 model struktur antrian dasar
yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian :
1.
Single Channel – Single Phase
2. Single Channel – Multi Phase
3. Multi Channel – Single Phase
4. Multi Channel – Multi Phase
Sistem Multi Channel – Multi Phase Sebagai contoh, herregistrasi para mahasiswa
di universitas, pelayanan kepada pasien di rumah sakit mulai dari pendaftaran,
diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem – sistem ini mempunyai
beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahapnya (Subagyo, 2000).
Berikut diberikan formula matematik
untuk analisis kasus-kasus antrian yang memiliki karakteristik tertentu:
Keterangan:
=
tingkat pelayanan,
p = tingkat penggunaan fasilitas, nl = rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian, ns = rata-rata jumlah pelanggan dalam system (termasuk yang sedang dilayani), tl = rata-rata waktu tunggu dalam antrian, ts = rata-rata waktu dalam system, c= jumlah channel, Pw = Probabilitas menunggu dalam antrian, X= service factor (proporsi waktu yang diperlukan untuk pelayanan), W = Rata-rata waktu tunggu dalam antrian, U= rata-rata waktu yang diperlukan untuk melayani antar pelanggan, T = Rata-rata waktu pelayanan, Jumlah unit dari sumber populasi, L = rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian, F = Faktor efisiensi
p = tingkat penggunaan fasilitas, nl = rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian, ns = rata-rata jumlah pelanggan dalam system (termasuk yang sedang dilayani), tl = rata-rata waktu tunggu dalam antrian, ts = rata-rata waktu dalam system, c= jumlah channel, Pw = Probabilitas menunggu dalam antrian, X= service factor (proporsi waktu yang diperlukan untuk pelayanan), W = Rata-rata waktu tunggu dalam antrian, U= rata-rata waktu yang diperlukan untuk melayani antar pelanggan, T = Rata-rata waktu pelayanan, Jumlah unit dari sumber populasi, L = rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian, F = Faktor efisiensi
b)
Ketersediaan Pelayanan
Ada
3 aspek yang harus diperhatikan dalam mekanisme pelayanan, yaitu :
- Tersedianya pelayanan
Mekanisme pelayanan tidak selalu
tersedia untuk setiap saat. Misalnya dalam pertunjukan bioskop, loket penjualan
karcis masuk hanya dibuka pada waktu tertentu antara satu pertunjukan dengan
pertunjukan berikutnya. Sehingga pada saat loket ditutup, mekanisme pelayanan
terhenti dan petugas pelayanan (pelayan) istirahat.
- Kapasitas pelayanan
Kapasitas dari mekanisme pelayanan
diukur berdasarkan jumlah langganan yang dapat dilayani secara bersama – sama.
Kapasitas pelayanan tidak selalu sama untuk setiap saat; ada yang tetap, tapi
ada juga yang berubah – ubah. Karena itu, fasilitas pelayan atau mekanisme
pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan, atau satu atau lebih
fasilitas pelayanan. Tiap – tiap fasilitas pelayanan kadang – kadang disebut
sebagai saluran (channel) (Schroeder, 1997). Contohnya, jalan tol dapat
memiliki beberapa pintu tol. Mekanisme pelayanan dapat hanya terdiri dari satu
pelayan dalam satu fasilitas pelayanan yang ditemui pada loket seperti pada
penjualan tiket di gedung bioskop.Fasilitas yang mempunyai satu saluran disebut
saluran tunggal atau sistem pelayanan tunggal dan fasilitas yang mempunyai
lebih dari satu saluran disebut saluran ganda atau pelayanan ganda.
- Karakteristik Waktu Pelayanan/
Lamanya pelayanan
Lamanya pelayanan adalah waktu yang
dibutuhkan untuk melayani seorang langganan atau satu – satuan. Ini harus
dinyatakan secara pasti. Oleh karena itu, waktu pelayanan boleh tetap dari
waktu ke waktu untuk semua langganan atau boleh juga berupa variabel acak.
Umumnya dan untuk keperluan analisis, waktu pelayanan dianggap sebagai variabel
acak yang terpencar secara bebas dan sama serta tidak tergantung pada waktu
kedatangan (Siagian, 1987) dan diasumsikan mengikuti distribusi eksponensial.
3.
Exit
Setelah pelanggan dilayani, ada dua kemungkinan kondisi pelanggan itu
keluar sistem: 1) pelanggan mungkin kembali ke populasi sumber dan mengantri
lagi, Misalnya, sebuah mesin setelah mendapat perawatan servis dan dioperasikan
lagi, namun ternyata mesin tersebut rusak lagi.atau 2) pelanggan hanya
kemungkinan kecil untuk mendapat pelayanan ulang. Misalnya sebuah mesin
mendapat perbaikan menyeluruh atau modifikasi sehingga kemungkinan kecil mesin
tersebut dalam waktu dekat untuk rusak lagi.
Perilaku
Biaya Antrian
Ada
dua jenis biaya yang timbul. Yaitu biaya karena orang mengantri, dan di sisi
lain biaya karena menambah fasilitas layanan. Biaya yang terjadi karena orang
mengantri, antara lain berupa waktu yang hilang karena menunggu. Sementara
biaya menambah fasilitas layanan berupa penambahan fasilitas layanan serta gaji
tenaga kerja yang memberi pelayanan. Tujuan dari sistem antrian adalah
meminimalkan biaya total, yaitu biaya karena mengantri dan biaya karena
menambah fasilitas layanan.
Mengelola
Antrian Pendekatan Kualitatif
Berikut ini beberapa saran yang dapat diaplikasikan dalam mengelola
antrian sebelum memutuskan menambah fasilitas:
Menentukan waktu tunggu yang masih
dapat diterima oleh pelanggan. Susun tujuan operasional didasarkan pada apa
yang dapat diterima oleh pelanggan
- Mencoba mengalihkan perhatian
pelanggan ketika menunggu, misalnya dengan menyediakan TV, Bacaan,
pemutaran film atau yang lain untuk membantu pelanggan tidak terfokus pada
kenyataan bahwa mereka menunggu lama.
- Menginformasikan kepada
pelanggan tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang sedang diupayakan
oleh manajemen untuk solusi. Hal ini perlu dilakukan khususnya ketika
waktu tunggu lebih lama dari normal karena pelanggan yang sudah menunggu
lama dan tidak mengerti apa yang sedang terjadi akan membuat mereka
gelisah.
- Menjaga agar karyawan tidak
terlihat oleh pelanggan sedang menganggur atau mengerjakan pekerjaan lain
atau bekerja lambat. Bagaimanapun, tidak ada yang membuat pelanggan
menajdi begitu frustasi ketika mereka sedang mengantri lama dan di sisi
lain mereka melihat para karyawan malah duduk-duduk santai atau terlihat
kurang gesit.
- Mensegmentasi pelanggan.
Misalnya bila ada sekelompok pelanggan yang membutuhkan sesuatu yang dapat
dilayani dengan cepat, maka ada baikn ya buat antrian khusus untuk mereka
sehingga mereka tidak mengantri lama hanya karena beberapa konsumen yang
lain membutuhkan pelayanan yang lama.
- Melatih pelayan untuk lebih
friendly terhadap pelanggan. Menyapa pelanggan dengan menyebut nama atau
memberikan atensi khusus dapat membantu pelanggan mengendalikan perasaan
negatif selama menunggu. Akan lebih baik bila diberi arahan yang spesifik
dari pada sekedar meminta mereka bersikap friendly, misalnya dengan
meminta mereka tersenyum saat memberi salam kepada pelanggan.
- Mendorong pelanggan untuk
datang pada saat waktu longgar/ sepi. Berikan informasi yang lengkap
kepada pelanggan tentang saat-saat yang biasanya luang sehingga mereka
bisa datang dan tidak perlu mengantri.Beri tahu kapan saat-saat
padat pelanggan dan kapan saat sepi pelanggan.
- Mengupayakan pemecahan jangka
panjang dalam mengatasi masalah antrian. Perlu mengembangkan rencana cara
laternatif untuk melayani pelanggan misalnya dengan mempersingkat
prosedur, mengembangkan metode kerja yang lebih cepat dan lain-lain.
(Hendra Poerwanto G)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar